Sekiranya tiada matahari yang bersinar lagi memanaskan, nescaya bulan yang begitu indah tidak kelihatan dan malam menjadi suram
Assalamu'alaikum..
Bagaimanakah kehidupan pada kaca mata kita? Apakah kayu ukur yang kita aplikasikan dalam menilai kehidupan kita? dan.. apakah dasar yang kita gunakan untuk melihat "masa depan" kita?
Hisab diri kita, jernihkan penglihatan mata hati kita..adakah pandangan kita masih tertumpu pada titik hitam di atas sehelai kertas putih? Adakah kita masih melihat kotoran itu hina, bersih itu mulia? atau kita kekal begitu dengan kebaikan dan keburukan yang terhasil dari kotak fikiran kita.
Membanding seorang buruh yang membersihkan saluran loji kumbahan yang tersumbat, yang dengannya menjadi manfaat kepada penduduk sekitarnya.
Dengan seorang pegawai yang segak bergaya, mewah atas hasil rasuah yang diterima serta menyusahkan orang lain yang tertindas.
Pelangi yang datangnya sementara cantik dipandang, bagaimana dengan hujan yang membasahi alam sebagai rahmat Pencipta? Subhanallah..
Ana teringatkan suatu kisah..pada seorang yang dikurniakan ilham untuk mencari wali Allah sebagai teman..bagaimana perasaannya apabila berjumpa wali Allah tersebut bersama dengan sekumpulan pemabuk. First impression..
Bagaimana jangkaan masa depan kita? adakah yang hitam berterusan hitam?
Ana petik kata teman, "Jadilah seumpama lilin, yang membakar diri untuk menerangi ruang sudut gelap."
Kehidupan, mengundang tangisan dan perit lelah. Kerana sememangnya sebegitu kehidupan ini diciptakan. Penilaian kita, adakah mencakupi satu tahun dari sekarang, satu bulan? satu minggu? hari, jam atau saat? Sahabat..hitam biasa pudar memutih..putih biasa kotor menghitam..kita harus melihat, dgn pndgan mata hati beriringan pengharapan terhadap keluasan rahmat Ilahi.
Yakinlah sehingga sedetik nafas akan datang belum pasti milik kita. Sehinggakan impian kita jernih dari syahwat, keinginan kita dihidari nafsu jahat dan perbuatan kita bersama redha Allah.
Insya Allah, sama-sama kita berusaha dan berdoa agar Allah membersihkan perasaan, impian, keinginan dan perbuatan kita kepada semata-mata dambakan cinta Allah.
Doa khudus vs prasangka.
Persengketaan, perbalahan dan penindasan..kita semakin buta dalam melihat.
Rasulullah s.a.w. yang saban malam menangis memikirkan umat, yang berdoa memohon ditimpakan sakit sakaratul maut setiap umat pada dirinya, yang merisaukan umat sehingga akhirnya..kisah cinta sejati bt kita manusia.
..dan ana sendiri..tidak seteguh penyataan keinginan para arifbillah, dan para kekasih Allah.. seumpama pengharapan Syeikh Abdul Qadir Jailani yang setulusnya ingin menjadi galang ganti untuk menjawab soalan kubur umat.
..namun, teguhkan dan sebarkan lah.. kemanisan dalam meraih cinta Allah.
wassalam..
HiTaM PuTiH
Posted by
AhMaD FiKRY
Tuesday, April 13, 2010
0 comments:
Post a Comment